Anti Thief Lever (Handle Anti Maling) KTC Racing

Handle anti thief / anti maling

Seperti tidak kehabisan inovasi, brand yang satu ini terus menghadirkan inovasi dalam setiap produknya.

Handle anti thief / anti maling

Makin maraknya pencurian sepeda motor membuat sang pemilik KTC Racing menelurkan sebuah Handle yang cukup unik, yakni HANDLE ANTI MALING bahasa kerennya. Handle set yang dapat dicopot dan pasang dengan mudah, selain memberikan rasa aman bagi pemliki tunggangan, juga mempermanis tunggangan kita.

Handle anti thief / anti maling

Hadir dalam 4 warna: Silver, Gold, Merah, & Hitam.

Handle KTC ATL

Berikut adalah daftar motor yang dapat mengaplikasikannya dengan mudah tanpa ubahan banyak. Di antaranya: Honda Beat / Beat Fi, Vario 110 / Fi, Vario Techno 125, Yamaha Mio, Fino, Xeon, Honda CBR Old, CBR New, Sonic, Tiger, Megapro, Satria F150,

Komparasi Cop Busi Aftermarket Vs Orisinal Favorit, Mana Yang Lebih Bagus?

Searah jarum jam (atas tengah): CBR, V-ixion, cop busi nyala, HOL, YZ-125, Kitaco, TIger, Blade, Mio
Searah jarum jam (atas tengah): CBR, V-ixion, cop busi nyala, HOL, YZ-125, Kitaco, TIger, Blade, Mio

OTOMOTIFNET – Salah satu komponen dalam sistem pengapian adalah cop busi (CB). Berfungsi sebagai penghantar arus dari kabel busi ke busi. Kini di pasaran banyak ditemukan CB aftermarket. Namun banyak juga CB bawaan motor yang jadi favorit.

Untuk memberi panduan, mana sih yang bisa dipilih untuk motor kesayangan, kami mengomparasinya. Parameternya ada 3, yaitu tahanan, kualitas sil dan tentu saja harga.

Tahanan berhubungan dengan daya hantar CB tersebut, makin kecil tentu arus yang bisa dihantar ke busi makin maksimal. Efeknya api di busi makin besar. “Memang bisa makin besar, namun hanya berpengaruh pada putaran bawah sampai menengah,” terang Tomy Huang, pencetus CDI BRT.

Masih menurutnya, tahanan tetap diperlukan. “Untuk menahan radiasi,” ujarnya. Radiasi pengapian sering mengganggu lingkungan, seperti gambar televisi jadi bergoyang. Selain itu, “Lama-lama bisa berakibat merusak komponen motor, seperti spidometer digital,” lanjut Tomy Huang.

Bicara kualitas sil, berhubungan dengan daya lindung CB terhadap busi. Terutama dari air dan daya tahan terhadap panas. CB yang bagus punya sil yang kuat dan elastis, sehingga bisa mencegah air menyusup ke busi yang berakibat pengapian bocor. Juga tahan lama walaupun kena panas mesin.

Untuk harga, tentu saja berhubungan dengan kantong, ya enggak? Hehe… Peserta komparasi dari aftermarket ada merek Kitaco, Hol dan Cop Busi Nyala. Sedang part orisinal ada dari Honda CBR, Blade, Tiger. Lalu dari Yamaha Mio dan V-Ixion.

Untuk mengetahui hambatan, CB diukur pakai multitester digital merek Sanwa tipe CD800a. Untuk kualitas sil, diamati secara visual dan coba dipasang pada sebuah busi.

Kitaco
Paling mencolok, karena warna oranye! Saat diukur tahanan yang terbaca 0 Ohm, sama sekali tak ada hambatan. Selain itu kualitas sil harus diperhatikan lagi, karena kendati elastis, saat dipasang pada busi terlihat sangat longgar. Selain air gampang masuk, CB juga bisa lepas dari busi kala kena getaran mesin. Kelebihannya, pemasangan dengan kabel busi diberi klem yang dibaut, sehingga kuat. Harganya berkisar Rp 30 ribu.

Hol
Bentuknya mirip part orisinal, namun finishing harus dibenahi lagi. Tahanan kala dites juga menunjukkan angka 0 Ohm. Sil tergolong bagus, mendekap cukup kencang dan penuh pada badan busi. CB ini dihargai Rp 25 ribu.

Cop Busi Nyala
Di kemasannya hanya dicantumkan nama tersebut. Sesuai namanya, CB ini menyala kala terpasang, sempat booming beberapa waktu lalu. Nilai hambatan CB ini cukup mengagetkan, mencapai 21.960 Ohm. Terbesar pada komparasi ini. Kualitas sil kurang mendukung, sangat kaku dan tak rapi. Sangat tidak direkomendasi kala hujan. Harganya hanya Rp 4.650.

Yamaha Mio
Salah satu CB terfavorit di kalangan tim balap. “Mendekap sangat kencang dan ada tahanan airnya,” urai Ari Black, salah satu mekanik balap tim Aries Putra. Memang kualitas CB Mio silnya sangat bagus, kenyal dan bagian depan ada bagian mirip payung, sehingga air tak mungkin masuk. Tahanannya kala diukur hanya 4.930 Ohm. Harganya sekitar Rp 45 ribu.

Yamaha V-Ixion
Cukup sering digunakan pengguna motor sport. Hambatannya terbaca 5.100 Ohm. Kualitas sil tergolong bagus dan menutup ¾ badan busi. Dengan model panjang, bisa dijadikan kala pakai koil yang kabel businya pendek. Harganya berkisar Rp 40 ribu.

Honda Tiger
Kualitas sil cukup bagus. Artinya kenyal dan tak mudah sobek. Sayang lubang cukup besar, sehingga masih menyisakan sedikit celah yang memungkinkan air masuk. Harga CB yang punya tahanan 5.000 Ohm ini hanya Rp 15 ribu.

Honda Blade
Secara harga, penampilan dan kualitas mirip dengan milik Tiger, bedanya terletak pada nilai tahanan. Milik Blade hanya 4.950 Ohm.

Honda CBR 150R
Bentuk dan kualitas mirip milik Yamaha V-Ixion. Namun mendekap busi sampai penuh. Tahanannya mencapai 5.200 Ohm. Sayang, harga tak bisa dipatok, lantaran cukup sulit didapat.

Yamaha YZ-125

Menjadi wakil dari motor Special Engine (SE). Memang sangat sulit didapat sehingga harga pun tergolong ‘gelap’, namun untuk kategori barang orisinal, tahanannya paling rendah, hanya 4.750 Ohm. Sayang, meskipun sil kenyal, namun lubang sangat besar sehingga saat dipasang mudah copot.

Data harga cop busi      
Merek Tahanan Kualitas sil Harga
Kitaco 0 OHM kurang 45 ribu
Hol 0 OHM bagus 25 ribu
Cop busi Nyala 21.960 OHM kurang 4.650
Yamaha Mio 4.930 OHM sangat bagus 45 ribu
Yamaha V-ixion 5.100 OHM bagus 40 ribu
Honda TIger 5.000 OHM cukup 15 ribu
Honda Blade 4.950 OHM cukup 15 ribu
Honda CBR 150R 5.200 OHM bagus
Yamaha YZ – 125 4.750 OHM kurang

Data tersebut diambil dari motorplus.otomotifnet.com

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑